Skip to main content

MATI DI HATI JALALUDDIN RUMI


SETIAP ayat ada noktahnya. Setiap awal ada akhirnya.Moga bila tiba tarikh luput kita di dunia, kita adalah sebaik-baik hamba Allah yang soleh/solehah, yang mithali dan yang dirindui. Mari kita hayati kata-kata Jalaluddin Rumi mengenai kematian. 

Ketika aku mati 
Ketika keranda jenazahku dibawa keluar
Jangan pernah kau fikir aku akan merindui dunia ini. 
Jangan kau titiskan airmata 
Jangan kau mengeluh atau menyesal 
Aku bukannya jatuh ke dalam jurang yang mengerikan.

Ketika kau melihat jenazahku diusung
Jangan kau tangisi kepergianku 
Aku bukannya pergi 
Aku baru tiba menemui cinta yang abadi.

Ketika kau tinggalkan aku di kubur 
Jangan kau ucapkan selamat tinggal
Ingatlah, kuburan itu hanyalah selabuh tirai
Yang melindungi ysurga di sebaliknya.

Kau hanya melihatku diturunkan ke liang lahad 
Sekarang saksikanlah aku bangkit. 
Mana mungkin ada pengakhiran
saat matahari terbenam atau bulan tenggelam
Kau anggap itu pengakhiran bak terbenamnya matahari 
Namun hakikatnya fajar yang bakal menjelma.

Ketahuilah, 
ketika kuburan mendakap dirimu 
Saat itu jiwamu benar-benar bebas. 
Apakah kau pernah melihat benih yang jatuh ke bumi,
tidak menumbuhkan kehidupan yang baru? 
Mengapa kau ragu pada benih yang menumbuhkan manusia?
Apakah kau pernah melihat timba yang diturunkan k edalam telaga,
dinaikkan kembali tanpa ada apa-apa di dalamnya?

Mengapa meratap untuk jiwa yang pergi?
Sedangkan dia akan kembali seperti Yusuf muncul dari telaga.
Ketika untuk kali terakhir kau menutup mulutmu 
Kata-kata dan jiwamu akan menjadi milik dunia 
Yang padanya tiada sepadan ruang dan masa.



Comments

Popular posts from this blog

POHON SA'DAN

POHON Sa'dan yang bagaikan Sirat.  Membuat hilang semua nafsu dunia! Wahai diri,  Lebih baik kau diuji di dunia sebagai pembersih diri. Lebih baik kau disakiti di dunia agar terangkat darjatmu.  Lebih baik kau lelah di dunia agar bisa beristirahat kelak di akhirat.  Ingatlah bahwa waktu yang sekejap mata di dunia ini akan menentukan tempatmu yang abadi di akhirat. "Kemudian didatangkan jambatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana (bentuk) jambatan itu?”.  Jawab baginda, “Licin (lagi) menggelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang hujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa'dan..." (Muttafaqun ‘alaih). "Dan dibentangkanlah jambatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”.  Pada Sirat itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. P...

HIJAB dan JILBAB

PEMAKAIAN hijab yang huru hara dengan rupa bentuk yang menyanggah norm, adalah talbis iblis.... Tipu daya iblis.... Hijabista ultra tabarruj.... Hijabista menjadi permainan wanita masa kini. Sesuatu yang suci dan lambang taqwa berubah menjadi bahan lawak atas nama "minda terbuka!" Astaghfirullah..... Astaghfirullah.... Hijab milik umat, milik ALLAH. Kini muslimah kita diperbodohkan. "Dan jauhkanlah diri dari orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan hiburan, dan mereka telah diperdayakan oleh kehidupan dunia." (Q6:70). Mana tudung taqwa, mana tudung nafsu? Jika pemakai tudung berdegil dan kata, “Biarlah, asalkan tutup aurat”, dia harus terima kata-kata “Biar bodoh, asalkan tutup aurat”.... Fesyen bukan kebodohn. Fesyen adalah seni. Dan ALLAH sukakan keindahan seni. Tetapi bukan semua kesenian seni... Jangan hina fesyen dan seni! Jika tudung itu iman dan iman itu Quran, bilakah kali terakhir Quran dibuka untuk menilai cara diri berpakaian? Jilbab dan h...

KEKAYAAN SEJATI

ADA seorang miskin bertanya pada Sang Guru Bijak, "Mengapa saya jadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?" Sang Guru menjawab, "Kerana kau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain". "Tapi saya tidak punya apapun untuk diberikan pada orang lain." Kata Sang Guru Bijak, "Sebenarnya kau punya banyak untuk diberikan pada orang lain". "Apakah itu, guru?" Sang Guru menjawab: 1. Dengan Mulut yang kau punya, kau boleh berikan senyuman dan pujian. 2. Dengan Mata yang kau punya, engkau boleh memberi tatapan yang lembut. 3. Dengan Telinga yang kau punya, kau bolej beri perhatian untuk mendengar keluh kesah orang di sekelilingmu. 4. Dengan Wajah yang kau punya, kau boleh beri keramahan. 5. Dengan Tangan yang kau punya, kau boleh beri bantuan dan pertolongan pada orang lain dan banyak lagi. Jadi sesungguhnya kau bukanlah miskin, hanya saja kau tidak pernah mahu memberi pada orang lain. Itulah yang menyebabkan oran...