Skip to main content

KEBAIKAN LILLAHI TAALA



KITA semua mampu berbuat baik dan menyebarkan kebaikan. Kita boleh mulakan dengan pancaindera yang ALLAH telah kurniakan kepada kita. Gunakannya untuk:

-  bersedekah dan berinfaq
-  membantu muslimin dalam keperluan mereka
-  menulis ilmu bermanfaat
-  mencari rezeki yang halal
-  melangkah ke tempat kebajikan
-  menggembirakan hati orang lain
-  berjalan ke masjid untuk ibadah dan ke majlis-majlis ilmu
-  menziarah orang sakit
-  menghantar jenazah ke kubur
-  berjihad menegakkan agama
-  bersilaturrahim dan berukhwah

ALLAH tidak akan tanya kenapa kita tidak seperti Si Polan itu atau Si Polan ini, tetapi ALLAH pasti akan bertanya kepada kita KENAPA TIDAK GUNAKAN SETIAP KELEBIHAN DAN KEMAMPUAN YANG DIKURNIAKAN UNTUK BERAMAL KEPADA-NYA.

Hamba-hamba yang menyayangi ALLAH sentiasa menyucikan diri dengan berinfak. Infak besar atau infak kecil mempunyai kesan hebat yang sama bila ia terbit dari rasa tulus dan ikhlas.

Pegangan hidup mereka, "By giving more, you will get more."  Mereka mengharapkan ganjaran lebih baik dari Yang Maha Pemberi berbanding apa yang mereka sumbangkan.

Mereka mahukan keampunan-NYA. Mereka inginkan keredhaan-NYA. Mereka idamkan Syurga-NYA.
Infak itu membuat mereka lebih kaya jiwa dan kaya akhirat. Berusaha dan beramallah, sama ada dengan harta atau tenaga, mengikut kadar kenikmatan yang ALLAH telah beri kepada kita. Jangan risau, ALLAH pasti akan mencukupkan kita. Di situlah letaknya rasa BAHAGIA.

Setiap kebaikan yang dilakukan akan membuahkan kebaikan lain yang akhirnya kembali kepada diri  sendiri. Kebaikan yang kembali itu akan dapat dilihat dengan mata zahir dan juga mata hati. Kita tidak akan merasa kerugian apa-apa pun bila semuanya LILLAHI TAALA.


Jalan hidup tidak selalu lurus. Kadang ia berselekoh tajam. Kadang mendaki. Satu hal yang kita harus tahu: Kita tak boleh berhenti dan berpatah balik ke masa lalu di belakang sana. Kita tidak ada jalan lain kecuali terus maju ke depan mengikut gerak masa.

Percayalah, ALLAH ada bersama kita di setiap langkah.

Comments

Popular posts from this blog

POHON SA'DAN

POHON Sa'dan yang bagaikan Sirat.  Membuat hilang semua nafsu dunia! Wahai diri,  Lebih baik kau diuji di dunia sebagai pembersih diri. Lebih baik kau disakiti di dunia agar terangkat darjatmu.  Lebih baik kau lelah di dunia agar bisa beristirahat kelak di akhirat.  Ingatlah bahwa waktu yang sekejap mata di dunia ini akan menentukan tempatmu yang abadi di akhirat. "Kemudian didatangkan jambatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana (bentuk) jambatan itu?”.  Jawab baginda, “Licin (lagi) menggelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang hujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa'dan..." (Muttafaqun ‘alaih). "Dan dibentangkanlah jambatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”.  Pada Sirat itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. P...

HIJAB dan JILBAB

PEMAKAIAN hijab yang huru hara dengan rupa bentuk yang menyanggah norm, adalah talbis iblis.... Tipu daya iblis.... Hijabista ultra tabarruj.... Hijabista menjadi permainan wanita masa kini. Sesuatu yang suci dan lambang taqwa berubah menjadi bahan lawak atas nama "minda terbuka!" Astaghfirullah..... Astaghfirullah.... Hijab milik umat, milik ALLAH. Kini muslimah kita diperbodohkan. "Dan jauhkanlah diri dari orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan hiburan, dan mereka telah diperdayakan oleh kehidupan dunia." (Q6:70). Mana tudung taqwa, mana tudung nafsu? Jika pemakai tudung berdegil dan kata, “Biarlah, asalkan tutup aurat”, dia harus terima kata-kata “Biar bodoh, asalkan tutup aurat”.... Fesyen bukan kebodohn. Fesyen adalah seni. Dan ALLAH sukakan keindahan seni. Tetapi bukan semua kesenian seni... Jangan hina fesyen dan seni! Jika tudung itu iman dan iman itu Quran, bilakah kali terakhir Quran dibuka untuk menilai cara diri berpakaian? Jilbab dan h...

KEKAYAAN SEJATI

ADA seorang miskin bertanya pada Sang Guru Bijak, "Mengapa saya jadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?" Sang Guru menjawab, "Kerana kau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain". "Tapi saya tidak punya apapun untuk diberikan pada orang lain." Kata Sang Guru Bijak, "Sebenarnya kau punya banyak untuk diberikan pada orang lain". "Apakah itu, guru?" Sang Guru menjawab: 1. Dengan Mulut yang kau punya, kau boleh berikan senyuman dan pujian. 2. Dengan Mata yang kau punya, engkau boleh memberi tatapan yang lembut. 3. Dengan Telinga yang kau punya, kau bolej beri perhatian untuk mendengar keluh kesah orang di sekelilingmu. 4. Dengan Wajah yang kau punya, kau boleh beri keramahan. 5. Dengan Tangan yang kau punya, kau boleh beri bantuan dan pertolongan pada orang lain dan banyak lagi. Jadi sesungguhnya kau bukanlah miskin, hanya saja kau tidak pernah mahu memberi pada orang lain. Itulah yang menyebabkan oran...