Skip to main content

SEMBELIH DAN KORBANKAN NAFSUMU


(PERKONGSIAN DARI FACEBOOK)

"Bang, cuci cermin?" Ujar pam atendan Petronas padaku.

"Oh ok."

"Nama siapa?" Tanyaku.

"Ibrahim."

"Sedap nama awak. Macam nama nabi Ibrahim."

Dia senyum. "Dulu saya lahir waktu hari raya korban, sebab tu mak saya bagi nama Ibrahim. Abang ada korban tahun ini?"

"Ada."

"Abang bagus." 

"Kamu?" Tanyaku.

"Ada bang. Tiap tiap tahun."

"Wahhh ... hebat. Banyak duit kamu?"

"Duit tak banyak bang. Makan pun tak cukup. Tapi saya simpan tiap-tiap bulan."

"Alhamdulillah."

"Saya sayang nabi. Sebab nabi bagi saya agama."

Terkedu. Aku diam. Insaf.

Aku tenung wajahnya dalam-dalam saat dia selesai mencuci cermin keretaku. Terlihat aku kejernihan,  kesungguhan dan kesolehan yang lekat di wajahnya. Seorang yang bergaji RM 900.00 mencintai nabinya! Kita? Aku letak pam. Hulur RM5. 

"Terima kasih, sebab cuci cermin kereta saya dan cuci hati saya".

Dalam kereta, tak sedar aku menitiskan air mata lelakiku yang jauh tersembunyi dalam kolam roh yang hampir kering. Malu pada diri sendiri. Kereta ada dua, motosikal satu. Road tax boleh dihidupkan tiap-tiap tahun. Tapi, korban? Tak cukup duit. 

Allahu.. Sempat lagi untuk sertai ibadah korban

#MuhasabahDiri


SAYYIDAH Fatimah pernah mengadu kepada Rasulullah ﷺ bahawa dia ingin seperti wanita lain yang berhias dengan barang kemas.

Lalu Rasulullah ﷺ membawa Sayyidah Fatimah ke satu perigi dan menimba ke dalam perigi tersebut. Setelah diangkat naik timba tersebut maka kelihatanlah barang-barang perhiasan emas di dalamnya. 
Sabda Rasulullah ﷺ "Ambillah Fatimah!"

Sayyidah Fatimah pun mengambil cuma SATU saja dalam keadaan malu-malu. Kalau kitalah jadi  begitu, bagaimana agaknya? Pastinya kita akan terbeliak mata dan mengambil kesemuanya, malah mungkin kita suruh ditimba lagi akan emas tersebut.

Rasulullah ﷺ kemudian bertanya kepada Fatimah, "Cukupkah Fatimah?"

"Cukup Ya Rasulullah." Ujar Fatimah.


Kemudian Rasulullah berkata pada Fatimah, "Ketahuilah wahai anakku Fatimah, walaupun kamu mengambil hanya satu emas itu, ia sudah mengurangkan kebahagiaan dan kelazatan kamu nanti di akhirat."

Sayyidah Fatimah terkejut. Lantas segera memulangkan emas itu kepada Rasullulah, tidak sanggup menukarkan akhiratnya dengan dunia yang sedikit.

Begitu hebat  cinta wanita dahulu akan akhirat. Apabila disebut akhirat saja, mereka sanggup faqir dan miskin di dunia. Tapi kita ini, sudah berapa banyak akhirat yang kita tukarkan dengan dunia? Shoppee, lazada, ikea, zalora dan pelbagai tempat pemuas nafsu sudah menjadi kitab yang kita scroll hari-hari untuk shopping, hingga barang yang tak perlu pun kita beli.

Wang yang sepatutnya kita gunakan untuk sedekah dan infaq sudah tiada lagi dalam senarai hidup kita. Yang kita fikir siang dan malam hanyalah untuk mengisi ruang nafsu serakah kita. Dalam FB kita penuh dengan video makanan dan resepi. Penuh dengan cerita pakaian, tudung dan aksesori untuk mencantikkan diri, sedangkan tubuh kita sudah semakin dekat dengan tanah dan berbau tanah!

Allaahu ...

Kembalilah kepada asal kita. Kecilkanlah DUNIA kita dan Besarkan AKHIRAT kita.

Ya ALLAH Yang Maha Pengasih, 
Berikan kasih sayang-MU kepada kami dan kepada para wanita kami.
Tutuplah aurat mereka. Berikan kepada mereka rasa malu supaya mereka senantiasa menjaga aurat dan kehormatan mereka dan mencintai akhirat. 

#MuhasabahDiri

(Kredit buat Penulis Asal )

Comments

Popular posts from this blog

POHON SA'DAN

POHON Sa'dan yang bagaikan Sirat.  Membuat hilang semua nafsu dunia! Wahai diri,  Lebih baik kau diuji di dunia sebagai pembersih diri. Lebih baik kau disakiti di dunia agar terangkat darjatmu.  Lebih baik kau lelah di dunia agar bisa beristirahat kelak di akhirat.  Ingatlah bahwa waktu yang sekejap mata di dunia ini akan menentukan tempatmu yang abadi di akhirat. "Kemudian didatangkan jambatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana (bentuk) jambatan itu?”.  Jawab baginda, “Licin (lagi) menggelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang hujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa'dan..." (Muttafaqun ‘alaih). "Dan dibentangkanlah jambatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”.  Pada Sirat itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. P...

HIJAB dan JILBAB

PEMAKAIAN hijab yang huru hara dengan rupa bentuk yang menyanggah norm, adalah talbis iblis.... Tipu daya iblis.... Hijabista ultra tabarruj.... Hijabista menjadi permainan wanita masa kini. Sesuatu yang suci dan lambang taqwa berubah menjadi bahan lawak atas nama "minda terbuka!" Astaghfirullah..... Astaghfirullah.... Hijab milik umat, milik ALLAH. Kini muslimah kita diperbodohkan. "Dan jauhkanlah diri dari orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan hiburan, dan mereka telah diperdayakan oleh kehidupan dunia." (Q6:70). Mana tudung taqwa, mana tudung nafsu? Jika pemakai tudung berdegil dan kata, “Biarlah, asalkan tutup aurat”, dia harus terima kata-kata “Biar bodoh, asalkan tutup aurat”.... Fesyen bukan kebodohn. Fesyen adalah seni. Dan ALLAH sukakan keindahan seni. Tetapi bukan semua kesenian seni... Jangan hina fesyen dan seni! Jika tudung itu iman dan iman itu Quran, bilakah kali terakhir Quran dibuka untuk menilai cara diri berpakaian? Jilbab dan h...

KEKAYAAN SEJATI

ADA seorang miskin bertanya pada Sang Guru Bijak, "Mengapa saya jadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?" Sang Guru menjawab, "Kerana kau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain". "Tapi saya tidak punya apapun untuk diberikan pada orang lain." Kata Sang Guru Bijak, "Sebenarnya kau punya banyak untuk diberikan pada orang lain". "Apakah itu, guru?" Sang Guru menjawab: 1. Dengan Mulut yang kau punya, kau boleh berikan senyuman dan pujian. 2. Dengan Mata yang kau punya, engkau boleh memberi tatapan yang lembut. 3. Dengan Telinga yang kau punya, kau bolej beri perhatian untuk mendengar keluh kesah orang di sekelilingmu. 4. Dengan Wajah yang kau punya, kau boleh beri keramahan. 5. Dengan Tangan yang kau punya, kau boleh beri bantuan dan pertolongan pada orang lain dan banyak lagi. Jadi sesungguhnya kau bukanlah miskin, hanya saja kau tidak pernah mahu memberi pada orang lain. Itulah yang menyebabkan oran...